Pertanyaan yang sering kali muncul ketika mendengar Yaqdzan (4,5 tahun) wajib bersekolah di Belanda adalah ngapain aja di sekolah? Hehe..di saat balita – balita Indonesia berupaya untuk tidak sekolah terlalu dini, di sini Yaqdzan sudah diwajibkan sekolah full day. Hal ini adalah konsekuensi yang harus kami jalani saat tinggal di negeri kincir angin, karena masuk sekolah sejak usia 4 tahun adalah kewajiban yang sudah diatur oleh negara. Jadi ngapain aja di sekolah? Jawabannya bermain..!! Tapi ga hanya sekedar bermain, ada hal unik dan luar biasa yang diterapkan sekolah. Mungkin bisa disebut kurikulum bermain yang terintegrasi dengan baik antara pihak sekolah dengan orang tua di rumah.
Pada prinsipnya, anak grup 1 & 2 (4-6 tahun an) belum memulai untuk baca tulis. Anak – anak belajar sambil bermain, bersosialisasi, disiplin dan mandiri. Motorik dan sensorik mereka dipersiapkan sebelum memulai grup 3 disaat membaca & menulis akan dimulai. Caranya bagaimana? anak – anak diperkenalkan tentang banyak hal dan melakukan beragam aktivitas melalui aktivitas motorik halus, motorik kasar, dan practical life skill. Contohnya adalah aktivitas menggambar, bermain balok, painting, bermain lego, bermain sepeda/scooter, memanjat, memasang jaket sendiri, memakai sepatu tanpa tali tidak terbalik, dll. Material bermain yang digunakan pun bervariatif sekali.
Berikut ini saya coba uraikan kurikulum belajar bermain di sekolah berdasarkan pengalaman dan cerita Yaqdzan sepulangnya dari sekolah. Metodenya adalah setiap 4 pekan anak akan punya tema bermain di sekolah dan orang tua mendapatkan materi terkait tema ini berupa map berisi lembaran worksheet yang menjelaskan bagaimana cara memperkenalkan benda-benda kepada anak sesuai tema saat itu. Beberapa kosakata dalam worksheet tersebut tersedia dalam bahasa belanda, turki, arab, perancis dan inggris. Namun deskripsi secara umum dijelaskan dalam bahasa belanda. Deskripsi dalam bahasa belanda ini sedikit membantu kami (orang tua) dalam mengenal bahasa belanda. Nantinya, kosakata dalam worksheet tersebut juga akan dipelajari di sekolah. Hal inilah yang menjadikan pendidikan anak di sekolah dan di rumah selaras dan terintegrasi dengan baik.
Empat bulan Yaqdzan bersekolah ada 3 tema yang dipelajarinya di sekolah:
1. Pakaian
Memperkenalkan pakaian sehari-hari yang dipakai anak terutama perlengkapan winter yang kebetulan tema ini bertepatan dengan winter. Di kelas anak-anak langsung diperkenalkan dengan sarung tangan, jaket, celana panjang, kemeja, kaos kaki, sepatu, dll yang digantung di ruangan kelas. Selain itu, anak-anak juga diperkenalkan dengan berbagai profesi yang dilihat dari pakaiannya. Aktivitas rutin di sekolah seperti mewarnai, mencocokkan gambar, dll juga dikaitkan dengan tema ini.
2. Sehat vs sakit
Saat menjemput Yaqdzan sekolah saya agak kaget karena kaki gurunya terpasang gips, mungkin sang guru abis patah tulang pikir saya. Bertanya kepada Yaqdzan katanya bukan, buat main-main di kelas 😂. Oh ternyata anak-anak sedang diperkenalkan tentang beberapa kondisi sakit. Di kelas anak-anak diperkenalkan beberapa jenis alat kesehatan dan kegunaan diantaranya termometer, stetoskop, tong spatel (alat memeriksa lidah), bengkok/nierbeken, bentuk obat-obatan (tablet/sirup), plester, spuit, gunting perban, perban, otoskop dll. Lalu kondisi rumah sakit dan berbagai profesi.
3. Lalu lintas
Pengenalan berbagai macam alat transportasi. Mengenal spesifikasi dari sepeda yang merupakan alat transportasi utama di Belanda. Diantaranya roda, pompa sepeda, stang, pedal, rantai, kunci, lampu, dan rak sepeda. Selanjutnya mengenal rambu-rambu lalu lintas, rambu-rambu bagi jalur sepeda, pejalan kaki, dan mobil. Lalu berbagai profesi dari alat transportasi.
Kegiatan lain adalah olahraga 2x/pekan, pembelajaran agama membaca surat pendek, doa, dan seputar keislaman dilakukan setiap hari Rabu. Selain itu sekolah juga mengadakan school trip, perayaan hari besar agama islam dalam bentuk kegiatan tertentu, workshop teknologi, aktivitas sosial, cooking day dll.
Hafizatul Ismi 